Warga Temon Ngrayun Demo Kades Dan Perangkat : Gak Transparan Harus Mundur

Ponorogo,SW_Di duga kepala desa beserta aparat menggarong anggaran desa, warga desa Temon Ngrayun Ponorogo  menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor desa pada Kamis (13/2).

Mereka mendesak kepala desa serta perangkat yang terlibat dalam dugaan penyalahgunaan anggaran untuk mundur dari jabatannya. Dan pemaparan penggunaan dana desa secara transparan

Demo denga berbagai jenis angkutan ini dipusatkan dk balai desa Temon yang diikuti oleh berbagai kalangan, mulai dari pemuda hingga emak-emak, berlangsung dengan suasana yang penuh emosi. 

Pendemo membawa berbagai poster bertuliskan kecaman keras dan hujatan kepada kades dan perangkat desa Temon. 

Dalam aksi ereka juga membawa replika tikus dan keranda mayat yang dibakar sebagai simbol protes atas dugaan korupsi yang dialamatkan kepada kades dan perangkatnya. 

Arip Santoso, koordinator aksi demo menegaskan bahwa demonstrasi ini merupakan puncak dari ketidakpercayaan warga terhadap kepemimpinan kepala desa.

Dirinya menjelaskan elama ini warga sudah mencoba berkomunikasi dengan pihak desa untuk meminta kejelasan terkait anggaran, tapi pihak desa selalu berbelit-belit. 
" Warga sudah muak karena tidak ada perubahan, banyak indikasi bahwa uang yang harusnya untuk rakyat digunakan oleh pejabat desa” ujarnya

Masyarakat merasa kecewa dan merasa dibohongi, mereka memilih turun ke jalan sebagai bentuk perlawanan terhadap dugaan penyimpangan yang terjadi.

Perwakilan warga diterima oleh pihak kecamatan dalam forum mediasi yang dipimpin oleh Camat Ngrayun, Bambang Sucipto. 

Warga menyampaikan dua tuntutan yaitu keterbukaan laporan keuangan desa, dan kedua, pencopotan kepala desa serta perangkat yang terlibat dalam dugaan penyalahgunaan dana desa.

Arip Santoso menyatakan bahwa mediasi ini adalah kesempatan terakhir bagi pemerintah desa untuk menjelaskan secara transparan pengelolaan anggaran.

Dirinya menjelaskan warga sudah lama menahan diri. Berkali-kali warga meminta penjelasan, tapi selalu berbelit-belit. 

"Sekarang, kami hanya ingin satu hal: kejelasan atau kepala desa harus mundur,” pintanya

Hingga siang belum ada keputusan konkret dari hasil mediasi yang berlangsung panjang. Warga akhirnya membubarkan diri  setelah perwakilan kecamatan berjanji akan menindaklanjuti apa yang mereka sampaikan

Posting Komentar

0 Komentar