Aktifis LSM ini menengarai sekolah masih enggan tidak mengambil laba atau memeras wali murid dengan dalih bisnis kalender maupun lainnya untuk kepentingan pribadi.
" Hati hati sekali lagi hati hati karena wali murid deferens, kepentingan , kemampuan motifnya menyekolahkan tidak bisa dianggap sama. Gak bahaya ta narik kalender pake biaya 25 ribu" sebutnya sambil tertawa..
Dirinya menegaskan bahwa fungsi pendidikan bukan ajang bisnis to persenal, meskipun dalam sekolah terdapat potensi besar peluang usaha tersebut.
Puji mengharap bahwa sekolah maupun manajemen harus ngeman terhadap jabatannya yang sudah di tanggung negara. Sekolah khususnya milik negara punya beban mencerdaskan kehidupan bangsa dengan semaksimal mungin dan pembiayaan di bebankan kepada negara.
"Kita tahu semua bagaimana parahnya kondisi para siswa output sekolah. Sebagian kemampuan dasar calistung maupun ketrampilan bekal hidup juga banyak yang payah" ungkapnya
Kalau pengen pencitraan karena sekolah juga butuh murid baru , image positif , hendaknya cara tersebut dengan cara yang lurus. Sangat tidak baik merk up harga kalender yang pasti harga pasaran jauh dibawah dari 25 ribu. Terlebih pesannya kalender jumlah banyak.
" Pencitraan sekolah, seyogyanya,, fokus pada kwalitas akademik dan keunggulan non akademi" Pungkas puji pentol
0 Komentar