LSB Muhammadiyah Ponorogo Study Tiru ke Yogjakarta, Pentingnya Beradaptasi Dengan Kesenian Dalam Dakwah

Ponorogo, SW_ Muhammadiyah tidak anti kesenian. Hal ini diwujudkan dengan adanya wayang rohmatan lil 'alamin salah satunya. Dengan berdakwah melalui pertunjukan wayang disisipkan nilai nilai keislaman menjadi dakwah khas muhammadiyah. 

Hal ini menjadi perjuangan yang terus dilakukan oleh ki Junaidi dan ki Arip Anggota LSB Muhammadiyah Yogyakarta. Mereka merupakan praktisi pewayangan yang juga merupakan dosen ISI dan UM Yogjakarta. 

Ki Junaidi dengan sanggar Wali Song Songo di wilayah Sewon Bantul Yogyakarta bahkan menyiapkan seperangkat gamelan sekaligus perlengkapan khas wayang islami yang menggambarkan sosok karakter wali Songo.

Bahkan berbagai karakter mulai dari wayang PAUD, SD, SMP di siapkan dengan tembang maupun tema tema kekinian yang lebih mengena ke para generasi kekinian. 

Dengan latihan rutin karawitan yang melibatkan anggota tidak hanya dari komunitas muslim tapi juga non muslim

Hal ini menjadi salah satu pelajaran penting dari study tiru yang dilakukan oleh LSB Muhammadiyah daerah Ponorogo sabtu(1/2). 

Alip Sugianto, Wenas Sudirman, Sugeng folos, ki Purbo Sasongko, Kasdi dan anggota LSB Ponorogo mengunjungi sejumlah tokoh kesenian Muhammadiyah di wilayah Yogjakarta,untuk belajar sekaligus mengetahui perkembangan inovasi maupun belajar tentang berkesenian yang tumbuh kembang di jogjakarta. 

Ki Junaidi dalam penyampaiannya menekankan pentingnya pendidikan karakter di kalangan dunia pendidikan. Mulai dari religi seni jadi edukasi. Tantangan ini harapannya bisa di sikapi terlebih dengan menteri pendidikan dari muhammadiyah yaitu sekretaris PP Muhammadiyah Prof. Abdul Mu'ti. 

Dirinya berharap kedepan LSBO harapannya ada pelatihan yang melibatkan seluruh kabupaten untuk bisa menyampaikan dakwah dengan berkesenian khususnya wayang. 

Sementara Dr. Alip Sugianto menjelaskan adanya study tiru dari LSB Muhammadiyah Ponorogo ini selain berkunjung ke Ki junaidi dan ki Arif juga mengunjungi angger Sukisno praktisi ketoprak matraman, juga ke kediaman KRT. Akhirusono selalu sekretaris PP LSB Muhammadiyah. 

Dirinya menjelaskan bahwa program ini adalah realisasi program kerja juga sebagai gambaran dan rancangan program yang akan di laksanakan pada tahun anggaran 2025.

" Dengan potensi tokoh seni yang luar biasa dari anggota LSB Muhammadiyah Ponorogo harapannya dengan study tiru ini kedepan dakwah dengan berkesenian sekaligus melalui budaya bisa maksimal dilakukan oleh Muhammadiyah Ponorogo" Jelasnya. (Joe) 

Posting Komentar

0 Komentar